Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah menjadi salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang berperan penting dalam memajukan fungsi masjid sebagai pusat peribadatan dan pemberdayaan umat.
Sejarah berdirinya DMI memiliki akar yang kuat dari semangat kolektif para tokoh Islam yang ingin menyatukan gerakan kemakmuran masjid di seluruh nusantara.
Awal Mula Gagasan
Pada akhir 1960-an, Indonesia berada dalam periode penting di mana peran masjid sebagai pusat kehidupan umat Islam mulai disadari oleh berbagai kalangan.
Salah satu pertemuan penting yang menandai awal terbentuknya DMI adalah ketika beberapa tokoh Islam berkumpul untuk membahas pengelolaan masjid secara terpusat.
Pertemuan yang melibatkan H. Rus’an dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam dan H. Edi Djajang Djaatmadja, Wakil Ketua Jakarta Pusat, ini kemudian menjadi titik awal terbentuknya Dewan Kemakmuran Masjid Seluruh Indonesia (DKMSI).
DKMSI menjadi embrio penting yang kemudian memicu lahirnya DMI. Pada tanggal 16 Juni 1970, sebuah formatur dibentuk dengan KH. MS. Rahardjo Dikromo sebagai ketua. Formatur ini juga beranggotakan beberapa tokoh penting lainnya seperti H. Sudirman, KH. Hasan Basri, KH. Muchtar Sanusi, KH. Hasyim Adnan, dan KH. Ichsan.
Mereka bekerja keras menyusun konsep untuk mempersatukan seluruh masjid di Indonesia dalam sebuah organisasi yang lebih kuat dan terstruktur.
Lahirnya DMI
Setelah melalui berbagai pembahasan dan penyusunan konsep yang matang, pada 22 Juni 1972, rapat tim formatur memutuskan untuk secara resmi mendirikan Dewan Masjid Indonesia.
Momen ini menjadi tonggak penting dalam sejarah masjid di Indonesia, karena DMI lahir sebagai wadah organisasi yang mengoordinasikan dan memperjuangkan kemakmuran masjid di seluruh Indonesia.
Sejak saat itu, DMI berkembang pesat dan mulai memiliki kepengurusan di setiap provinsi dan kabupaten. Organisasi ini menjadi ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan masjid, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan sosial bagi umat Islam.
Kepemimpinan DMI
Setiap lima tahun, DMI mengadakan muktamar nasional untuk memilih pimpinan pusat secara demokratis.
Salah satu tokoh penting yang memimpin DMI adalah Jusuf Kalla. Ia terpilih sebagai Ketua Umum DMI periode 2012-2022, menggantikan Tarmizi Taher.
Terpilihnya Jusuf Kalla pada Muktamar VI DMI di Jakarta tahun 2012 memperkuat peran DMI dalam menggerakkan masjid sebagai pusat aktivitas umat.
Di bawah kepemimpinannya, DMI semakin memperluas peran strategis masjid dalam bidang sosial dan ekonomi.
Kantor Pusat DMI
Kantor pusat DMI berada di Jl. Matraman Raya No.39-41, Jakarta Timur, menjadi pusat administrasi dan koordinasi dari berbagai program yang dijalankan oleh organisasi ini di seluruh Indonesia.
Dari sini, DMI mengatur segala kegiatan dan kebijakan yang berkaitan dengan kemakmuran masjid.
DMI sebagai Penggerak Perubahan
Hingga saat ini, Dewan Masjid Indonesia terus berupaya memaksimalkan peran masjid dalam kehidupan masyarakat. DMI tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga berperan aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan pendidikan umat.
Dengan jaringan yang kuat di seluruh pelosok negeri, DMI menjadi kekuatan penggerak dalam upaya memperkokoh persatuan umat melalui masjid.
Melalui sejarah panjang ini, DMI telah menunjukkan perannya yang signifikan dalam membangun kebersamaan umat dan menjaga keberlanjutan peran masjid sebagai pusat peradaban Islam di Indonesia. Organisasi ini terus bergerak dinamis sesuai perkembangan zaman, menjadikan masjid lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat muslim.